GoDok -Hampir setiap orang pernah mengalami gusi berdarah, salah satunya mungkin saja Anda. Seringkali, kondisi ini dianggap
sepele dan Anda biarkan berlalu begitu saja. Eits, jangan salah! Gusi
berdarah bisa saja disebabkan oleh kurangnya Anda merawat kesehatan
gigi, lho!
Gusi, yang dalam dunia kedokteran gigi
disebut gingiva, merupakan jaringan lunak di atas tulang yang berfungsi
mengikat gigi pada posisinya dalam lengkung rahang. Dalam kondisi sehat,
gusi Anda akan terlihat menutupi sepertiga permukaan atas bagian gigi,
memiliki warna merah muda, bertekstur kenyal dan kuat, serta tidak mudah
berdarah saat Anda menyikat gigi. Harus Anda ketahui, bahwa peran gusi
memiliki peran yang amat penting, yaitu menjaga agar gigi tetap melekat
kuat pada tempatnya. Karenanya, gusi menjadi salah satu bagian dari
rongga mulut Anda yang sudah tentu harus selalu dijaga kesehatannya.
Nah, saat gusi menjadi mudah berdarah
ketika menyikat gigi atau mengonsumsi sesuatu, hal ini dapat berarti
Anda kurang merawat bagian-bagian tertentu gigi Anda, atau memiliki
kebiasaan yang merusak gigi. Lantas, hal-hal apa lagi sih yang dapat
menyebabkan perdarahan pada gusi? Jawabannya dapat Anda simak pada
poin-poin berikut ini :
a. Penyakit tertentu
Seseorang yang tengah menderita penyakit
berupa gangguan pada sistem peredaran darah seperti hemofili, leukemia,
dan HIV/AIDS atau penyakit sistemik seperti diabetes,
dapat mengalami kerusakan pada jaringan gusi. Selain penyakit-penyakit
tersebut, kondisi gigi yang sudah mati (gigi gangren) juga bisa
menyebabkan terbentuknya nanah/pus di dalam gusi sehingga gusi menjadi
mudah berdarah.
b. Penumpukan plak yang berlebih
Tentu Anda sudah mengetahui bahwa plak
pada gigi mengandung banyak bakteri. Nah, plak yang banyak menumpuk di
permukaan gigi ini merupakan salah satu hal penyebab radang pada gusi
yang dinamakan gingivitis. Kondisi ini menyebabkan gusi membengkak
sehingga menjadi mudah berdarah, terutama pada saat menyikat gigi.
c. Karang gigi (kalkulus)
Karang gigi, yang pada dasarnya terbuat
dari tumpukan plak-plak gigi, sudah pasti mengandung bakteri yang sangat
banyak. Kalkulus yang menempel pada permukaan gigi ini bisa saja
menyebabkan reaksi inflamasi (peradangan) pada gusi sehingga gusi
menjadi mudah berdarah. Bahkan, gusi dapat pula mengalami perdarahan
spontan karena hal ini meskipun Anda tidak sedang menyikat gigi. Jadi,
lebih baik Anda mulai merawat gigi sejak dini, agar tidak timbul karang
gigi.
d. Trauma mekanis berlebih
Jika Anda punya kebiasaan menggosok gigi
terlalu keras, mengulik gigi menggunakan tusuk gigi, membuka tutup
botol kaleng dengan gigi, dan tidak mengganti gigi palsu yang sudah
tidak pas di dalam rongga mulut, berhati-hatilah. Sebab, kesemua hal itu
dapat melukai gusi sehingga gusi mudah berdarah.
e. Medikasi atau konsumsi obat tertentu
Jarang yang mengetahui bahwa mengonsumsi
obat tertentu dapat menimbulkan efek samping gusi berdarah. Salah
satunya adalah konsumsi obat dilantin yang dapat mengakibatkan
pembesaran gingiva, serta konsumsi obat aspirin yang memperpanjang waktu
penggumpalan darah gusi, sehingga gusi menjadi mudah berdarah.
f. Kondisi hormonal
Meskipun terkesan ganjil, namun kondisi di mana gusi berdarah merupakan salah satu hal yang cukup sering dialami oleh ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh kondisi hormonal pada masa kehamilan yang menyebabkan pembesaran pada gusi (hipertrofi gingiva) sehingga gusi mudah berdarah. Kondisi ini biasanya terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan dan tidak berbahaya sama sekali. Meski begitu, jika pendarahan terjadi terus-menerus dan tidak berhenti, segeralah periksakan hal ini ke dokter kandungan Anda.
Meskipun terkesan ganjil, namun kondisi di mana gusi berdarah merupakan salah satu hal yang cukup sering dialami oleh ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh kondisi hormonal pada masa kehamilan yang menyebabkan pembesaran pada gusi (hipertrofi gingiva) sehingga gusi mudah berdarah. Kondisi ini biasanya terjadi pada 3 bulan pertama kehamilan dan tidak berbahaya sama sekali. Meski begitu, jika pendarahan terjadi terus-menerus dan tidak berhenti, segeralah periksakan hal ini ke dokter kandungan Anda.
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar