Pernahkah Anda merasa mual atau
bahkan muntah dan diare beberapa saat setelah meminum susu? Hati-hati,
karena bisa jadi Anda menderita intoleransi laktosa! Menurut The Sensitive Gut, buku yang diterbitkan Fakultas Kedokteran Harvard University, diperkirakan bahwa “70 persen populasi dunia memiliki masalah dengan laktosa”. Ini
artinya, kemunculan rasa mual, kram, kembung, dan diare setiap habis
mengonsumsi produk susu maupun olahannya merupakan hal yang umum
terjadi. Apakah Anda salah satunya?
Apakah sebenarnya intoleransi laktosa itu ?
Laktosa merupakan gula alami yang
terdapat dalam susu atau produk olahannya, seperti keju, mentega, dan
yoghurt. Nah, intoleransi laktosa adalah bentuk penolakan tubuh terhadap
laktosa, karena sistem pencernaan Anda tidak mampu menyerap senyawa ini
ke dalam tubuh.
Intoleransi laktosa dan alergi susu sapi
Alergi susu sapi dan intoleransi laktosa
adalah dua istilah yang memiliki pengertian berbeda, meskipun keduanya
memiliki gejala yang hampir sama.
Alergi susu sapi merupakan
kondisi ketika sistem kekebalan tubuh mengeluarkan reaksi alergi atau
menolak protein yang terkandung dalam susu sapi. Sedangkan intoleransi
laktosa adalah ketidakmampuan tubuh untuk mencerna laktosa (gula dalam
susu) karena kekurangan enzim laktase.
Lalu, bagaimana cara membedakan intoleransi laktosa dengan alergi susu sapi?
Intoleransi laktosa dapat disebabkan
oleh kerusakan usus karena infeksi virus atau bakteri. Intoleransi
laktosa sangat umum pada orang tua. Anda biasanya akan merasakan gejala
intoleransi laktosa sekitar 30 menit sampai dua jam setelah menelan susu
atau makanan yang berupa olahan susu. Gejala yang mungkin terjadi,
yaitu nyeri perut, mual, diare.
Sedangkan alergi susu sapi paling umum
terjadi pada bayi maupun anak-anak dan sangat jarang ditemui pada orang
dewasa. Alergi susu sapi merupakan reaksi imunologi. Gejala alergi ini
dapat dimulai dalam beberapa menit atau bisa juga muncul dalam beberapa
jam. Gejala yang dapat timbul antara lain, yaitu nyeri perut, mual,
diare, ruam kulit, bengkak pada bibir.
Lalu, pola hidup seperti apakah yang ideal bagi penderita intoleransi laktosa?
Perlu diketahui bahwa tingkat
intoleransi laktosa berbeda-beda pada setiap orang. Lalu, bagaimana
caranya menentukan tingkat intoleransi laktosa Anda? Cara paling mudah
yang dapat Anda lakukan adalah dengan menghindari konsumsi laktosa
selama empat minggu untuk menghilangkan senyawa ini dari sistem tubuh.
Kemudian, mulailah menambahkan kembali susu atau keju pada makanan dalam
jumlah kecil sambil memonitor gejala yang muncul untuk menentukan
berapa jumlah yang dapat dikonsumsi tanpa menimbulkan masalah bagi
tubuh.
Rata-rata, toleransi jumlah laktosa yang
dapat dicerna oleh tubuh penderita intoleransi laktosa berkisar di
nilai 4 ons. Hal ini sejalan dengan hasil studi yang dilakukan oleh European Food Safety Authority (EFSA)
pada tahun 2010 silam. Jadi, agar Anda tetap dapat mengonsumsi susu
tanpa memicu timbulnya masalah pada tubuh, maka sangat disarankan untuk
mengonsumsi susu atau produk kaya laktosa lainnya dalam porsi yang lebih
kecil dari 4 ons.
Atau, solusi lain yang dapat dicoba
adalah dengan meminum suplemen enzim laktosa. Dengan cara ini, Anda
tetap dapat memperoleh manfaat serta gizi yang terkandung dalam
susu tanpa harus mengonsumsinya secara langsung.
Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar